♥ Aimi Noor ♥

Aku terasa sedikit berbeza dari hari lainnya.  Nafasku sendu ditemani hujan tengahari. Angin dingin sekejap sekejap menyapa pipi. Bantal tersorong untuk melewati waktu yang kian sepi.  Sudah 51 hari bergelar seorang isteri.  Hikmah belum bersambut, waktu cepat terasa seperti dikejar-kejar. Terimbau masa dahulu aku seiring dengan doaku.  Temukan aku dengan jodohku. Lancarkan pertemuanku sehingga pernikahan.  Lindungi suami ku, keluargaku dan diriku.  Mudahkan urusan kami untuk menyatu, menghalalkan dua menjadi satu.  Lantas hari ini sudah 51 hari.  Doa dimakbul.  Jodoh bertemu, nikah pun mudah.   Konflik dan tribulasi dipermudah, ada saja cara mengatasi masalah. Alhamdulillah.  Lancar semuanya.  Masih mentah untuk aku simpulkan.  Masih terlalu muda untuk aku katakan.  Pernikahan bukan semuanya manis, tetapi pahitnya nikah tidak sampai memudaratkan, tidaklah sampai tak boleh ditelan.  Hadirnya nikmat berselang pert...

Aku tulis dekat sini untuk ingatan aku nanti.  Hari Khamis petang, aku balik kerja terus ke rumah mertua. Baju untuk Jumaat dah packed, jadi tak perlu singgah rumah sewa. Direct journey.  Sampai rumah, bahagia jiwa bila nampak dia. (I didn’t have the time to write about how we got married because I didn’t have the  time - later when I’m up to it again I’ll write it up)  Badan letih, tapi jiwa terasa lengkap. Day is over, time to prepare for the last working day of the week.   It is our routine to breakfast before departing. I had a nice roti canai and hot cup of milo. My husband would be preparing for work after he sent me off the main road. His clinic is nearer to the house, lucky him.  I kissed his hand, asking blessings. He kissed my forehead and cheeks, making cheesy sounds. I drove to work full heartedly.  It was a dreamy, foggy morning I may say. I turned on the fog lamp and silver lights. Driving steadily on the road with no radio on. I was abou...